03.36

Ukhuwah


Salah satu tanda kesempurnaan islam ialah bahwa islam diciptakan sebagai agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan kita. Mulai dari hal yang kecil, yang terkadang dianggap sepele, hingga dalam kehidupan karir, pekerjaan dan rumah tangga. Tidak ketinggalan pula mengenai hubungan kita dengan orang lain, pun diatur oleh agama rahmatan lil alamin ini.
Kalau dalam sehari-hari kita membahasakan hubungan kita dengan orang lain dengan pertemanan, persahabatan, kerabat, dan keluarga, maka dalam islam kita mengenal istilah Ukhuwah. Ukhuwah berarti ketertarikan hati dan jiwa, dan ukhuwah yang paling indah dihadapan Allah ialah Ukhuwah Islamiyah.
Ukhuwah Islamiyah berarti ketertarikan hati dan jiwa satu sama lainnya dengan ikatan aqidah. Terkadang, sulit untuk mencintai seseorang karena aqidahnya, bahkan kepada orangtua sekalipun. Ukhuwah Islamiyah hanya bias hadir kepada orang yang betul2 kita cintai karena Allah. Tidak mengenal siapa orang itu, asal ia islam, maka kita dapat berukhuwah dengan dia.
Secara umum, ukhuwah dapat terbagi menjadi ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliah. Perbedaan keduanya ialah :
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat islam.
Ukhuwah Jahiliah bersifat temporer, terbatas pada waktu dan tempat. Misalnya ikatan keturunan, pernikahan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi.

Untuk menjalin ukhuwah islamiyah dengan orang lain, maka beberapa tahap berikut ini dapat dilakukan.
1. Ta’aruf
Tak kenal, maka ta’aruf. Ta’aruf ialah pengenalan jasad, jiwa dan sifat. Untuk menjalin ukhuwah dengan orang lain, kita perlu untuk mengenalnya baik fisiknya, cara berfikirnya, dan karakternya. Ta’aruf adalah tahap awal dalam menjalin ukhuwah, dan ini bias kita lakukan kepada orang-orang yang dekat dengan kita.
(Al Hujurat : 13:49)
2. Tafahum
Tafahum berarti saling memahami. Pada tahap ini, kita tidak lagi sekedar mengenal orang lain, tapi mulai memahami dirinya. Misalnya saja dengan orang yang memilki kebiasaan berbicara dengan suara keras, maka kita tidak perlu tersinggung atau marah, karena kita telah memahami orang tersebut. Begitu pula dengan sikap yang awalnya asing bagi kita, namun jika kita mulai memahami orang lain, maka kita dapat menghindari perasaan tersinggung, marah dan kesal dengan sikapnya.
Tafahum ini merupakan aktifitas dua arah. Banyak orang yang cenderung ingin dimengerti dan difahami karakternya, namun tidak mencoba untuk memahami orang lain. Ukhuwah hanya dapat terjalin jika keduanya dapat saling memahami.
3. Ta’awun
Ta’awun berarti tolong-menolong. Setiap orang secara naluri, memiliki sifat penolong, hanya saja derajat keinginan untuk melakukannya berbeda-beda.
Al-Maidah : 2
Dalam hadist “ Dan Allah akan selalu siap menolong seorang hamba selama hamba itu selalu siap menolong saudaranya”
Tolong-menolong tentunya hanya dibatasi dalam masalah kebajikan dan taqwa. Bentuknya dapat melalui saling mendo’akan, menasihati, saling membantu, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal yang jelas kesalahannya, kita dilarang untuk saling memberikan pertolongan.
Hadist Shahih dari Anas bin Maalik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau dizalimi.” Aku bertanya, “Ya Rasulullah, menolong orang yang dizalimi dapatlah aku mengerti. Namun, bagaimana dengan menolong orang yang berbuat zalim?” Rasulullah menjawab, “kamu cagah dia agar tidak berbuat aniaya, maka itulah pertolonganmu untuknya.”

4. Takaful
Takaful ialah melahirkan perasaan senasib dan sepenanggungan. Dalam sebuah Hadist:
“perumbamaan orang-orang yang beriman di dalam kecintaan, kasih saying dan hubungan kekerabataan mereka adalah bagaikan tubuh. Bila salah satu anggotanya mengaduh sakit maka sekujur tubuhnya akan merasakan demam dan tidak bias tidur.”

Inti dari Ukhuwah ialah menghadirkan rasa cinta atau Mahabbah, yang terbagi dalam beberapa tingkatan:
1. tingkatan terendah ialah Salamus Shadr (bersihnya jiwa) dari perasaan hasud, benci, dengki dan sebab-sebab permusuhan. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda bahwa ada tiga orang yang shalatnya tidak diangkat di atas kepala sejengkal pun, yaitu seorang yang mengimami suatu kaum sedang kaum itu membencinya, wanita yang diam semalam suntuk sedang suaminya marah padanya, dan dua saudara yang memutus hubungan di antara keduanya.
2. tingkatan berikutnya ialah cinta. Dalam sebuah hadist: “Tidaklah sempurna iman seorang diantara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”(HR muttafaq alaihi)
3. tingkatan tertinggi ialah itsar, yaitu mendahulukan kepentingan saudaranya atas dirinya sendiri. Banayk kisah ketika di zaman Rasulullah, dimana para sahabat menunjukkan kecintaannya dengan saudaranya dengan mendahulukan kepentingan mereka, dan hal itu telah jarang ditemukan pada zaman sekarang.

Beberapa hal yang harus kita pelihara untuk menguatkan ukhuwah islamiyah:
1. memberitahukan kecintaannya
2. mohon didoakan jika hendah berpisah
3. saat berjumpa, menampakkan wajah yang ramah dan senyum
4. saling silaturrahim
5. membantu keperluannya
6. berjabat tangan saat berjumpa
7. memberi hadiah pada waktu2 tertentu
8. merasa senasib
9. tidak berburuk sangka padanya

03.34

Air Sadah

Pernahkah anda memperhatikan dasar ketel yang selalu anda gunakan untuk memasak air? Semakin lama dasar ketel tersebut akan semakin tebal. Mengapa? Kerak yang terbentuk pada dasar ketel akan menyebabkan penghantaran panas terhambat, sehingga untuk memanaskan air akan membutukan pemanasan yang lebih lama.

Kerak yang terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Air sadar bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.

Walaupun tidak berbahaya, ternyata air sadah dapat menyebabkan beberapa kerugian, antara lain :

Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan.

Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) –> Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)

Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen tidak terpengaruh oleh air sadah.

Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersbut akan meledak.

Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.

Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.

Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :

1. Resin pengikat kation dan anion.

Kesadahan ini umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar ion. Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Resin adalah zat yang punya pori yang besar dan bersifat sebagai penukar ion yang berasal dari polysterol, atau polyakrilat yang berbentuk granular atau bola kecil dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung dengan grup fungsional kationik, non ionik/anionik atau asam. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya asam humus, liqnin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan sifat asam. Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi tinggi. Untuk proses air minum sampai sekarang hunya dipakai resin dengan sifat anionik.

Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut. Resin penukar ion ini dibuat melalui kondensasi phenol dengan formaldehid yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk memperoleh resin penukar ion asam kuat.

Sedangkan untuk resin penukar ion basa kuat diperoleh dengan mengkondensasikan phenilendiamine dengan formaldehid dan telah ditunjukkan bahwa baik resin penukar kation dan resin penukar anion hasil sintesis ini dapat digunakan untuk memisahkan atau mengambil garam – garam.

Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas 150oC.

Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena, setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka akan digunakan untuk menempelnya gugus ion yang akan dipertukarkan.

Resin penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin).

Resin penukar on yang direaksikan dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion negatif diperoleh resin penukar anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama dengan resin penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion negatif, misalnya –N (CH3)3+ atau gugus lain atau dengan kata lain setelah terbentuk kopolimer styren divinilbenzena (DVB), maka diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk memperoleh resin penukar anion.

Gugus ion dalam penukar ion merupakan gugus yang hidrofilik (larut dalam air). Ion yang terlarut dalam air adalah ion – ion yang dipertukarkan karena gugus ini melekat pada polimer, maka ia dapat menarik seluruh molekul polimer dalam air, maka polimer resin ini diikat dengan ikatan silang (cross linked) dengan molekul polimer lainnya, akibatnya akan mengembang dalam air.

Mekanisme pertukaran ion dalam resin meskipun non kristalisasi adalah sangat mirip dengan pertukaran ion- ion kisi kristal. Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada keseluruhan struktur gel dari resin dan tidak hanya terbatas pada efek permukaan. Pada resin penukar anion, pertukaran terjadi akibat absorbsi kovalen yang asam. Jika penukar anion tersebut adalah poliamin, kandungan amina resin tersebut adalah ukuran kapasitas total pertukaran.

Dalam proses pertukaran ion apabila elektrolit terjadi kontak langsung dengan resin penukar ion akan terjadi pertukaran secara stokiometri yaitu sejumlah ion – ion yang dipertukarkan dengan ion – ion yang muatannya sama akan dipertukarkan dengan ion – ion yang muatannya sama pula dengan jumlah yang sebanding.

Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan struktur dari molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan grup fungsional dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang porous. Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya penukar ion negatif (anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang diproses di dalam unit “Ion Exchanger”.

Proses pergantian ion bisa “reversible” (dapat balik), artinya material penukar ion dapat diregenerasi. Sebagai contoh untuk proses regenerasi material penukar kationik bentuk Na+ dapat diregenerasi dengan larutan NaCl pekat, bentuk H+ diregenerasi dengan larutan HCl sedangkan material penukar anionik bentuk OH− dapat diregenerasi dengan larutan NaOH (lihat buku panduan dari pabrik yang menjual material ini).

Regenerasi adalah suatu peremajaan, penginfeksian dengan kekuatan baru terhadap resin penukar ion yang telah habis saat kerjanya atau telah terbebani, telah jenuh. Regenerasi penukaran ion dapat dilakukan dengan mudah karena pertukaran ion merupakan suatu proses yang reversibel yang perlu diusahakan hanyalah agar pada regenerasi berlangsung reaksi dalam arah yang berkebalikan dari pertukaran ion.

2. Menggunakan Zeolit.

Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dikewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.

Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap.

Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak.

Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.





Sumber : Kimia Dahsyat

21.59

Kesadahan Air

Apakah yang dimaksud dengan Kesadahan Air?
Total Kesadahan Air ditunjukan dengan jumlah kandungan kalsium dan magnesium, dan dinyatakan dalam grain per galon kalsium karbonat. Kalsium dan magnesium akan bergabung dengan ion alkali untuk membentuk kalsium karbonat. Kalsium karbonat adalah salah satu komponen pengerasan dan pengapuran. Pengapuran tidak dapat dilarutkan dengan air sehingga residu putih akan tetap menempel pada permukaan yang terkena air yang mengandung kalsium karbonat. Air alami kebanyakan mengandung bikarbonat dengan sedikit ion karbonat. Bikarbonat dapat berubah menjadi karbonat jika dipanaskan sehingga reaksi formasi pengapuran lebih sering muncul dalam air panas. Sebagian besar deterjen kami memiliki batas toleransi kekerasan kurang dari 10 gpg (171 ppm) pada konsentrasi yang efektif. Air dengan tingkat kekerasan 8 gpg (136.8 ppm) kekerasan total harus dilemahkan demi kebersihan yang efisien. Apabila Kesadahan Air pelanggan lebih tinggi daripada Kesadahan Air yang dapat ditoleransi oleh deterjen biasa, gunakan deterjen dengan level yang lebih tinggi atau tambahkan konsentrasi penggunaan deterjen.
Apa yang dapat dilakukannya?
 Kesadahan Air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun.
 Kesadahan Air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah belah dan bahan flat.
 Kesadahan Air dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat.
 Mineral Kesadahan Air dapat menyumbat semburan pembilas dan saluran air.
 Residu Kesadahan Air dapat melapisi elemen pemanas dan menurunkan efisiensi panas.
 Kesadahan Air dapat menciptakan biuh logam pada kamar mandi shower dan bathtubs.
Apa yang harus kita lakukan?
 Turunkan kadar Kesadahan Air
 Tambahkan konsentrasi penggunaan deterjen
 Tambahkan CONDITIONER pada air sabun dan tahap pemutihan
 Gunakan cairan asam dan pelembut secara terpisah sehingga konsentrasi keasaman dapat meningkat
 Proses dengan produk asam untuk menghilangkan residu kekerasan

Sumber : http://www.mysaltz.net/ICleanPortal/CleaningKnowledge/TextileLaundry/AirUntukLaundry/KesadahanAir/tabid/124/Default.aspx

20.37

Jam Biologis Menentukan Waktu Paling Efektif Untuk Kemoterapi


Selama bertahun-tahun telah dipercaya bahwa waktu pemberian kemoterapi adalah salah satu faktor penting bagi efektifitas pengobatan kanker. Namun, kurangnya bukti-bukti solid untuk mendukung pernyataan tersebut membuat pakar kesehatan cenderung mengabaikan parameter waktu ketika memberikan obat pada pasien.
Sebuah studi di University of Carolina, USA, mengusulkan teori bahwa kemoterapi akan bekerja secara efektif pada saat enzim tertentu sedang dalam konsentrasi rendah. Enzim tersebut bekerja untuk membalikkan efek dari obat-obatan kemoterapi. Teori tersebut telah mereka buktikan dengan serangkaian eksperimen menggunakan mencit sebagai hewan eksperimen.
Sistem enzim yang dimaksud dinamakan nucleotide excision repair atau perbaikan nukleotida akibat kerusakan yang disebabkan radiasi ultraviolet dan kemoterapi. Manfaat lain dari pemahaman terhadap sistem tersebut dapat membantu dokter untuk menentukan kapan seseorang harus mendapat sinar matahari yang minumum demi menghindari kanker kulit.
Ketua tim peneliti universitas ini, Aziz Sancar, M.D., PhD, menyatakan bahwa penentuan waktu kemoterapi sangat krusial bagi penyembuhan kanker, dan timnya memiliki data-data molekular untuk mendukung hal tersebut. Pemberian obat harus dilakukan ketika proses reparasi DNA sel-sel kanker berada pada level yang rendah sehingga hasil terapinya akan lebih efisien, dan efek samping pengobatan dapat diminimalisir.
Pemicu dari siklus reparasi DNA sel kanker adalah jam biologis yang mengatur masing-masing organisme dalam rentang waktu per24 jam. Setiap sel dalam tubuh memiliki jam internal tersendiri, dan keseluruhan jadwal tersebut dikendalikan oleh pusat kontrol yang paling besar, yaitu rangkaian neuron dalam otak.
Sancar menyelidiki hubungan fungsional antara ritme harian tubuh terhadap jadwal perbaikan DNA. Dalam proses ini, bagian DNA yang rusak dipotong dan digantikan dengan potongan yang sesuai. Beliau beserta tim memulai penyelidikan mereka dengan menganalisis perbaikan kerusakan sel-sel serebrum (otak besar) pada tikus. Ternyata waktu reparasi minumum terjadi pada pagi hari, dan maksimum terjadi pada malam hari. Setelah itu, mereka mengamati tiap-tiap komponen yang menyusun sistem reparasi tersebut, dan menemukan suatu enzim, bernama XPA, yang levelnya sebanding dengan osilasi jam harian tubuh. Hal ini membuktikan bahwa reparasi DNA berkaitan dengan jam biologis tubuh, serta prosesnya diinisiasi dengan adanya kenaikan level enzim tertentu pada waktu tertentu.
Sancar melanjutkan studinya pada studi sel-sel testis tikus. Dasar dari pengamatan tersebut adalah sisplatin, yaitu agen kemoterapeutik yang digunakan untuk mengobati kanker testis, dan cara kerjanya adalah merusak DNA. Obat ini dianggap manjur oleh banyak orang, salah satunya Lance Armstrong, meskipun 1 dari 10 orang tidak berhasil disembuhkan olehnya, serta efisiensinya lebih rendah untuk kanker usus, ovarium, dan paru-paru. Beliau masih mengujicobakan obat tersebut pada jam-jam di mana reparasi DNA hampir tidak aktif.
Selain itu, beliau juga meneliti waktu-waktu yang paling baik untuk mendapat sinar matahari, tanpa beresiko terkena kanker kulit karena enzim XPA juga memperbaiki mutasi DNA akibat radiasi ultraviolet. Hasil penemuannya menunjukkan, jika kulit tikus memiliki jam biologis yang serupa dengan manusia, maka waktu paling aman untuk berjalan-jalan di bawah sinar matahari adalah pukul 6 hingga 10 dan 14 hingga 18.

17.23

Karbonmonoksida dan Dampaknya terhadap Kesehatan


Karbonmonoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi CO-Hb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung.
Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.
Gas CO sangat berbahaya, tidak berwama dan tidak berbau, berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. CO berbahaya karena bereaksi dengan haemoglobin darah membentuk Carboxy haemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb membawa oksigen ke sel- sel tubuh terhalangi, sehingga gejala keracunan sesak nafas dan penderita pucat. Reaksi CO dapat menggantikan O2 dalam haemoglobin dengan reaksi :
02Hb + CO –> OHb + O2
Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari atmosfer.
Dari penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan selaIna 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971), dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.